Rabu, 19 November 2008

Yang tidak Merata

Seorang kawan lama masih terheran-heran ketika datang ke Manado tahun 2007. Manado yang terkenal dengan orang-orang bergaya Metropolis ternyata tak lebih ramai dari kota-kota kabupaten di pula Jawa. Padahal Manado adalah ibukota Propinsi. Padahal Manado adalah kota terbesar ke-2 (setelah Makassar) di Kawasan Timur Indonesia. Tak bisa aku bayangkan jika seandainya kawan lama ku ini sudah berkunjung ke kota-kota lain di Indonesia Timur seperti Palu, Kendari, Gorontalo, Pare-pare, Kupang, Jayapura, Merauke (ibukota propinsi). Lebih tak bisa aku bayangkan lagi seandainya dia juga sudah berkunjung ke kota yg lebih kecil lagi seperti Poso, Raha, Fakfak, Atambua, Soe, Waingapu, dll.

Met, seandainya kamu tahu .. Waingapu yg merupakan ibukota Kabupaten di NTT rasanya tak lebih rame dibandeng Pekuncen (sebuah desa di Kecamatan Sempor dekat Gombong - Jateng).

Kalau kita tilik peta Indonesia Indonesia Timur yang terbentang dari Makassar sampai dengan Merauke adalah separuh Indonesia. Tapi dibandingkan dengan kawasan Barat, aku rasa kondisinya masih jauh tertinggal. Hanya menyisakan Makassar, Manado, (dan Timika) barangkali yg bisa disebut kota besar... itupun Manado masih dibilang sepi.

Padahal dari jaman Orde Baru (melalui Trilogi Pembangunan) telah gencar dicanangkan "Pemerataan Pembangunan". Di jaman Reformasi malah pernah ada Menteri khusus yang mengurusi percepatan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia. Sekarang ini Wapres-nya pun orang Indonesia Timur. Tapi coba kita jalan-jalan ke Kawasan Timur Indonesia ... Pemerataan itu masih sangat jauh dari harapan.

Di Jakarta orang sudah demikian canggih, berinternet, ber-blackberry, ber-PDA, ber-GPS ... sementara rekan kita di Papua masih banyak yg belum pakai celana.