Rabu, 19 November 2008

Yang tidak Merata

Seorang kawan lama masih terheran-heran ketika datang ke Manado tahun 2007. Manado yang terkenal dengan orang-orang bergaya Metropolis ternyata tak lebih ramai dari kota-kota kabupaten di pula Jawa. Padahal Manado adalah ibukota Propinsi. Padahal Manado adalah kota terbesar ke-2 (setelah Makassar) di Kawasan Timur Indonesia. Tak bisa aku bayangkan jika seandainya kawan lama ku ini sudah berkunjung ke kota-kota lain di Indonesia Timur seperti Palu, Kendari, Gorontalo, Pare-pare, Kupang, Jayapura, Merauke (ibukota propinsi). Lebih tak bisa aku bayangkan lagi seandainya dia juga sudah berkunjung ke kota yg lebih kecil lagi seperti Poso, Raha, Fakfak, Atambua, Soe, Waingapu, dll.

Met, seandainya kamu tahu .. Waingapu yg merupakan ibukota Kabupaten di NTT rasanya tak lebih rame dibandeng Pekuncen (sebuah desa di Kecamatan Sempor dekat Gombong - Jateng).

Kalau kita tilik peta Indonesia Indonesia Timur yang terbentang dari Makassar sampai dengan Merauke adalah separuh Indonesia. Tapi dibandingkan dengan kawasan Barat, aku rasa kondisinya masih jauh tertinggal. Hanya menyisakan Makassar, Manado, (dan Timika) barangkali yg bisa disebut kota besar... itupun Manado masih dibilang sepi.

Padahal dari jaman Orde Baru (melalui Trilogi Pembangunan) telah gencar dicanangkan "Pemerataan Pembangunan". Di jaman Reformasi malah pernah ada Menteri khusus yang mengurusi percepatan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia. Sekarang ini Wapres-nya pun orang Indonesia Timur. Tapi coba kita jalan-jalan ke Kawasan Timur Indonesia ... Pemerataan itu masih sangat jauh dari harapan.

Di Jakarta orang sudah demikian canggih, berinternet, ber-blackberry, ber-PDA, ber-GPS ... sementara rekan kita di Papua masih banyak yg belum pakai celana.

Kamis, 02 Oktober 2008

Harusnya Angkutan Lebaran bisa lebih baik

Sudah berpuluh-puluh kali kita merayakan Lebaran dengan ritual "MUDIK" yang sudah sama-sama bisa diprediksi betapa padat, macet dan melelahkan. Tapi mengapa selalu terjadi hal yang sama. Tiap tahun selalu begitu dan begitu , .... tidak lebih baik.

Keledai saja tidak terperosok dua kali pada lubang yang sama. Lha ini jutaan manusia terperosok dalam kemacetan mudik berpuluh-puluh kali.... Sebetulnya pinter mana sih kita dibanding keledai ? ... hehehe (jangan tersinggung ya).

Harusnya pihak-pihak penguasa jalan dan angkutan jalan raya (darat), laut, maupun udara bisa belajar dari pengalaman bertahun-tahun ini. Harusnya para penguasa sudah punya data berapa pemudik tahun-tahun sebelumnya, tanggal berapa saja yang rame, tanggal berapa saja yang kurang rame. Harusnya para penguasa sudah punya data berapa orang yang menggunakan kereta api, mobil pribadi, bus, motor pada tahun-tahun sebelumnya.

Sudah seharusnya pula para penguasa jalan dan angkutan bisa memprediksi bagaimana komposisi pemudik tahun berikutnya. Sehingga sudah selayaknya pula para penguasa jalan dan angkutan dapat merencanakan pengelolaan mudik tahun berikutnya, berapa gerbong kereta yang disiapkan, berapa bus yang disiapkan, berapa polisi yang harus berjaga. Seharusnya pula penguasa jalan dan angkutan dapat mengatur / membatasi jumlah motor yang mudik.

Sudah seharusnya kita tidak terperosok pada 'lubang' kesemrawutan mudik berulang-ulang berpuluh-puluh kali.

Minggu, 14 September 2008

"BURUNG" bengkak dikira terkena Infeksi Saluran Kemih


Empat hari lalu waktu habis pipis Jonathan (umur 4 th) bilang kalau 'burung'nya sakit. Setelah kami amati memang diujung kulupnya agak sedikit bengkak warna kemerahan. Ada 'tengu' nya barangkali pikir kami karena sorenya kami ajak dia jalan-jalan ke Buaran Plaza, dan seperti biasa sehabis mandi sore biasanya si kecil Jonathan tidak pake celana dalam lagi.

Karena dulu waktu kecil di desa Kuwaru sono "ramane jo" sering 'tengu'-nen juga, ya kami tenang saja, cuman dioles minyak tawon saja itu 'burung' kecil. Tapi dua hari berlalu nampaknya si Jo masih rewel juga dan nggak mau pake celana dalam (katanya kalau burungnya kesenggol, berasa sakit) . Itu membuat mamanya panik (maklum mamanya kan nggak punya 'burung' dan nggak pernah 'tengu'-nen) dan maksa bawa Jo ke dokter deket rumah malam itu juga.

Dokter yang kami kunjungi termasuk dokter spesialis anak yang cukup senior dan bahkan sudah bergelar Prof.Dr.dr plus SpAK. Sesampai di sana kami mendapat shock terapi karena Prof itu bilang kok baru ke dokter sekarang, nggak dari kemarin-kemarin. Setelah memeriksa itu 'burung' dokter menduga Jo terkena infeksi saluran kemih dan harus dites urine untuk memastikan seberapa parah infeksinya. Kami diberi surat pengantar ke Lab Prodia untuk test urine rutin dan kultur (pembiakan). Waduh nampaknya gawat ini !!! Sudah begitu Jo dikasih resep antibiotik bentuk puyer untuk dihabiskan.

Tapi istriku yang tadinya panik malah jadi ragu sama hasil pemeriksaan Sang Profesor karena menurut info dari rekan-rekan milisnya (sehatgroups, atau webnya http://www.sehatgroup.web.id/) obat dalam bentuk puyer sudah tidak disarankan lagi, dan anehnya kok dia sudah kasih antibiotik padahal hasil Lab-nya saja belum ada (atau karena dia seorang Profesor berpengalaman makanya sudah feeling so good ya ?).

Tapi kami lanjut saja ke Prodia keesokan harinya. Hasil tes urin rutin menunjukan semua parameter 'normal', sementara tes urin kultur baru ada 4 hari kemudian. Tenang juga sih rasanya, tapi karena penasaran kami putuskan untuk menuju Markas Sehat Groups di komplek PWR Warung Jati - Jati Padang sore harinya.

Di Markas Sehat Groups diperiksa lagi oleh salah seorang dokter. Dokter di situ bilang kalau infeksi biasanya malah nggak ada bengkak, lagi pula anaknya kan masih pecicilan kan ? Dugaan dokter sih itu hanya gigitan serangga kecil saja, toh hasil tes urine-nya normal. Tapi memang waktu diperiksa di Markas Sehat Groups, 'burung' kecil itu kondisinya sudah mendekati normal kembali.

Hari ini 'burung' kecil Jo sudah normal kembali nampaknya, tapi nggak tahu ni besok pagi ke sekolah dia sudah mau pake celana dalam lagi atau belum ....

Minggu, 07 September 2008

Kompak XL dan Speedy, Gratis Nelpon Gratis Internet

Ada hubungan apa ya antara XL dan Speedy ?

Yang satu merupakan layanan telepon GSM, satunya lagi layanan (akses) internet, keduanya dari perusahaan yang jelas berbeda dan bersaing satu sama lain untuk merebut pasar. Kedua perusahaan sama-sama merupakan operator telepon (voice) dan data (internet).

Tapi keduanya saat ini punya program promo yang sama. XL sedang menggratiskan pembicaraan mulai jam 8 malam sampai jam 8 pagi. Speedy sedang menggratiskan pemakaian internet juga mulai jam 8 malam sampai jam 8 pagi (jadi layanan limited-nya speedy kalau dipake malam hari jadi sama dengan unlimited juga).

Jadi enak sekarang diriku. Malam-malam nelpon pake XL (atau flexi yg juga gratis kalau dipake nelpon di Jakarta, Banten, Jabar), internetan pake speedy... Gratis semaunya !!!

Harapan kami pelanggan, mudah-mudahan makin hari makin banyak yang gratisan kayak gini, supaya Indonesia makin maju ... supaya Indonesia makin pinter ... supaya Indonesia makin OK !

Rabu, 27 Agustus 2008

Merebut Pelanggan, kok Boleh !!!

Istri saya yang kerja di Bank sering menggunakan kata "take-over", kami di perusahaan jasa telekomunikasi banyak menggunakan kata "akuisisi", orang lain mungkin menggunakan kata yg berbeda lagi. Tapi apapun namanya dalam era modern saat ini, persaingan bisnis biasanya melakukan aktivitas "merebut" pelanggan 'milik' orang/perusahaan lain.

"Mulanya si A adalah nasabah sebuah Bank X. Untuk membiayai usahanya si A meminjam sejumlah uang kepada Bank X dengan imbalan bunga sekian %. Dalam hal ini Bank X memperoleh keuntungan dari proses meminjamkan uang kepada si A. Bank Y ternyata melihat usaha si A bagus kemudian berusaha semaksimal mungkin agar si A dapat meminjam uang kepada Bank Y dengan imbalan bunga tertentu dan skema bisnis tertentu yg lebih menarik daripada yg diberikan oleh Bank X, sampai akhirnya si A meminjam uang kepada Bank Y, dan si A kemudian 'bercerai' dengan Bank X".

Dalam kasus tersebut berarti Bank Y "merebut" pelanggan "milik" Bank X. Sebelumnya Bank X memperoleh keuntungan dari si A, sekarang keuntungan tersebut tidak didapatkan lagi ---> akhirnya Bank X rugi. = artinya Bank Y merugikan bank X dong !!!

Dalam ilmu agama manapun yang namanya merebut milik orang lain itu DILARANG alias DOSA alias tidak boleh kan ? Jangankan merebut, dalam Alkitab orang Nasrani menginginkan (baru menginginkan lho !!!) milik orang lain saja sudah dilarang.

Tapi pada jaman ini yang namanya 'take-over', 'akuisisi', merebut pangsa pasar orang/perusahaan lain adalah hal yang lumrah. Apakah itu berarti pelaku bisnis (dan para karyawannya) melakukan pelanggaran larangan Tuhan/Agama ?

Sabtu, 16 Agustus 2008

Yuli Nelpon Gratis

cerita Yuli ketemu Flexi :

hai mas Luk, gimana kabar ?
Jumat sore kemaren, pas lagi jaga pameran HP di Roxy aku ketemu Om-om ganteng nanya-nanya HP yang lagi aku pamerin. Pertamanya sih aku pikir ini Om cuman nanya-nanya doang sambil lihat-lihatin costumku (aku pake baju seragam pameran warna metalik tanpa lengan, rok mini, sepatu hak tinggi) yang seksi sekaleee. Eh lama-lama si Om itu kok tertarik sama HP-nya dan akhirnya beli HP yg ada tv-nya.

Yg gak aku sangka mas, pas aku ajak si Om ambil barangnya di toko (aku pameran di Lt GF, tapi barang dagangan ada di toko Lt 3) ternyata si Om ini bawa temen ada 6 orang dan pada ikutan ke toko, dan ternyata pada pake kaos seragam nomor punggung "0" semuanya. Om, kok rombongan 7 orang gini yg beli HP kok cuman satu. Bukannya pada mau beli, mereka malah nawarin flexi yang katanya gartis bicara sesama flexi 24 jam penuh. Awalnya aku sih nggak percaya, .... mana ada yang gratis hari ini, di Jakarta pula, kalaupun gratis paling syarat dan ketentuan macem-macem dan ribet.

Demi meyakinkanku salah satu Om ambil HPnya pencet *99# t'rus tunjukin ke aku kalau pulsanya 10000. T'rus dia bel nomor temennya (flexi juga) dan aku disuruh ngobrol pake HP dia ... ada 2 menitan lah. Selesai nelpon aku disuruh pencet *99# lagi..... Beneran lho mas pulsanya masih tetep 10000.

Langsung aja aku minta nomor flexi (tapi syaratnya aku harus kasih list nomor CDMA lama yang aku pake). Si Wati, Mas Hery, Mas Yoseph dll yang lagi pada di situ akhirnya juga pada minta nomor flexi gratis dari Om-om itu. Mbak Yuni malah sampe minta 7 nomor flexi buat adik, kakak, sama orang-orang rumahnya. Total ada 30an flexi kami minta dari Om-om itu mas. mumpung Gratis !!!

Bener deh aku nggak nyangka kalau flexi beneran GRATIS NELPON !!!

Selasa, 12 Agustus 2008

Gaji Cukup, Hidup Tenang

Sebagai pegawai BUMN yang cukup bonafide dan mengalami pindah tugas kantor ke beberapa daerah, saya bisa saksikan teman-teman di daerah dapat hidup lumayan cukup apapun posisinya di kantor. Sebagai perusahaan yang cukup besar terlihat teman-teman yang kerja di sana (daerah) paling tidak sudah pada punya rumah, punya kendaraan pribadi (minimal motor), istrinya pada dandan.

Di Jakarta dengan posisi yang sama, kayaknya kok beda sekali. Teman-teman di Jakarta ini dapat uang lembur 100 rebu saja musti berebut. Tiap bulan ada saja yang kas bon. Hampir tiap bulan ada saja yang mengajukan pinjaman ke KOPEG (Koperasi Pegawai), padahal nilai pinjamannya ya cuman 1 x gaji.

Biaya hidup di Jakarta memang berbeda dengan di daerah. Di Jakarta ongkos operasional untuk angkutan dan makan siang minimal sudah 15 rebu (per orang) belum untuk operasional anak sekolah, dll.

Tapi sebenarnya berapapun gajinya, bisa saja diakali asal :
  • sisihkan dulu 10% dari gaji untuk disimpan/ditabung, jangan nunggu sisa pengeluaran untuk di tabung --> karena nggak akan pernah ada sisa
  • bawa bekal makan siang dari rumah, karena masak sendiri cenderung lebih hemat
  • stop merokok, uangnya bisa dipake untuk keperluan lain yg lebih penting
  • cari rumah deket kantor, paling tidak yang paling optimal lah
  • cari sekolah deket rumah (yg optimal lah)
  • ke kantor/sekolah naik sepeda ontel saja atau jalan kaki, sehat dan hemat
  • usahakan sehat, jangan mau sakit
  • jangan kebanyakan makan daging, mahal --> sayuran+tahu+tempe sudah cukup sehat

Semoga Cukup Gaji kita untuk hidup tiap-tiap harinya.

Speedy dikalahkan oleh Bra

Dapat info dari teman katanya lagi ada pameran Speedy di Gajah Mada Plaza. Meluncur siang tadi ke lokasi, parkir di gd. parkir lt 3. Dengan sok yakin langsung meluncur ke lobby utama, tapi kosong, .... tanya ke Satpam di depan ternyata pamerannya agak masuk ke dalam.

Jalan ke dalam kurang lebih 15 mtr, kok ketemunya pameran baju, pakaian dalam, dll ... baru di sisi kiri terlihat stand XL, BCA, Esia .. SPEEDY ternyata di sisi kanan tapi di belakang, emang sih di depan pintu parkir. Tapi ya masa sih di belakang, sementara yang depan malah stand pakaian dalam.

Kalah deh produk-produk jasa internet dan komunikasi oleh produk pakaian dalam !!

Apa memang sengaja EO mengedepankan pakaian dalam yang selama ini ada di dalam supaya bisa tampil ke depan... toh sekarang lagi trend celana sepinggang yang jika si pemakai duduk atau membungkukkan badan akan terlihat celana dalamnya.

Jumat, 08 Agustus 2008

Di Jakarta pun ada Sekolah Roboh

Gedung Sekolah Dasar Negeri 12 Pagi dan 17 Petang di Kelurahan Klender, Jakarta Timur roboh Rabu 6 Agustus 2008 pukul 14.30.

Gile, Man !!
Di Jakarta gitu loh kok ya ada sekolah roboh karena dimakan usia. Sekolah tersebut katanya bangunan tahun 1977. Ampun deh Indonesiaku ini !!

Di saat uang rakyat terhambur untuk pasang bendera partai, untuk pasang poster besar gambar caleg di jalan, untuk bikin jalur dan halte bus(way), untuk jalan-jalan benchmark DPR ke luar negeri, dll....
Di saat tarikan uang gedung selangit, tarikan spp yg makin mahal, sogokan untuk kepsek dan guru meningkat, buku pelajaran sekolah harus dibeli tiap tahun ....

Kok ya masih ada, di JAKARTA (yg penuh dgn UANG !!!) sekolah ambruk.

Tragis nian Indonesiaku
Sadis nian kawan koruptorku

Rabu, 06 Agustus 2008

Menyoal iklan telepon rumah (telkom)

Kemaren aku lihat iklan tentang Telepon Kabel di sebuah tivi.

"Seorang bapak sedang bicara dengan istrinya menggunakan telpon mobile, tapi suara nggak jelas, si suami bilang 'sinyal jelek', si istri salah denger dikiranya si suami mengata-ngatai kalau istri jelek".

"setelah itu muncul komentar, makanya pake telpon kabel-nya Telkom yang lebih jelas suaranya".

Beberapa hari lalu ada juga muncul ikan telepon kabel Telkom di koran Kompas segede halaman penuh.

Emang sih pake telepon kabel Telkom itu suara jernih (kalau pas lagi jernih nggak ada gangguan), kesan elegan masih ada (karena kantoran mana sih yang nggak mencantumkan nomor telepon kabel nya di kop surat), masih cocok buat pantes-pantes lah.

Tapi masalahnya kalau sudah ndaftar ke kantor Telkom bertahun-tahun sampe sekarang katanya jaringan penuh, jaringan belum ada.

Kom, Telkom kayaknya nggak perlu deh ngiklanin telepon kabel.
Coba sampeyan gelar jaringan yang bener di tempat orang yang sudah jelas-jelas minta telepon kabel bertahun-tahun, pasti dipake tuh telepon kabelnya.

Selasa, 05 Agustus 2008

Gratis Nelpon 24 Jam

Gila bener nih persaingan antar operator telekomunikasi ...
Gila-gilaan tarifnya.
Ada yg 49 rupiah per-menit, ada yg 1 rupiah per-nelpon, ada yg gratis dari jam-jam tertentu.

Lebih gila lagi barusan aku dapat info Flexi bisa kasih gratis nelpon 24 jam tanpa syarat !!!

Dasyat bener ya ? ...t'rus untung dari mana ya ?
Semalem temen gue punya flexi pulsa-nya sudah habis ..eee dipake nelpon masih bisa berjam-jam.

Gak peduli lah mereka untung apa rugi, yang penting gue sebagai konsumen, enak aja diuntungkan.

Nelpon sepuasnya gratis ...
Oi kawan-kawanku ayo pada pake flexi dulu ....ntar kalau nggak gratis lagi baru kita pikirkan lagi

Sabtu, 26 Juli 2008

Pengalaman Menggunakan Flexi

lumayan lah ....

Tahun 2005 (sekitar bulan Juni barangkali) handset GSM-ku patah, dikerjai Jonathan anakku yang waktu itu baru umur 1 tahun. Waktu itu aku baru pindah ke Makassar. Kebetulan pas jalan-jalan ke kawasan Panakukang - di Diamond - kalau nggak salah lagi ada promosi flexi. Kayaknya sih murah, ya aku beli saja tu handset CDMA plus nomor flexi-nya.

Sejak itu praktis aku pake CDMA dengan isi card Flexi. Ternyata murah lho nelpon ke sesama teman (yg flexi juga) cuman kena 49 rupiah per-menit. Waktu itu emang di Makassar lagi demam Flexi, sampai-sampai kalo ketemu teman/kenalan/mitra bisnis pertanyaan kedua setelah nanyain nomor telepon adalah 'flexi ta ?' .... maksudnya nomor flexi anda berapa ?
Ibaratnya Flexi di Makassar sudah jadi kebutuhan pokok rakyat lah (nggak tahu kalau sekarang, aku sudah pindah lagi ke Jakarta man...).

Enak lah pake flexi (walaupun kadang masih putus-putus kalau lagi ngobrol), tapi murahnya beneran kok (49 rupiah per-menit). Kalau lagi jalan ke luar kota (Jakarta, Surabaya, Bandung, dll), aku tetap bawa tu flexi. Dari Bandara kirim sms 'ON ' kirim ke 777 t'rus nunggu konfirmasi dari 777, setelah itu call ke 77 untuk aktifin forwad-nya supaya tetep bisa dihubungi dari Makassar. Di kota tujuan otomatis aku sudah dapat nomor baru, sehingga kalau nelpon ke telpon kantor atau telpon rumah temen di kota itu atau nelpon ke flexi di kota itu tarifnya lokal 49 rupiah per-menit. Istriku atau temen kantor tetep bisa nelpon nomor Makassarku juga dengan tarif lokal. .....uenak tenan lah.

Sekarang aku sudah di Jakarta, tetep pake flexi juga... sudah kadung merasa uenak sih. Cuman emang agak repot kalau jakan pake mobil dari Jakarta ke Gombong. Di Gombongnya nggak masalah (masalahnya di sepanjang jalannya itu). Kalau naiknya pesawat sih aman, karena di pesawat kan emang harus mati tu handphone, begitu hidup sudah aman deh.

Kemarena istriku ke Batam, eh pas ada info dari Telkom katanya nelpon SLJJ dari flexi ke flexi tarifnya 49 rupiah permenit jika nelponnya diawali 01017. Jadi ya udah aku cobain aja nelpon istri ke '01017-kodeareabatam-nomorteleponbatam' ---> bener loh tarifnya 49 rupiah per-menit. muantep bener deh.

Sekarang kalau aku nelpon bapak/ibu di Gombong juga pake 01017 ---> 49 rupiah per-menit.
Mantep bener deh !!!
Problem pake flexi cuman kalau naik mobil jalan jauh !! (itu aja kok).

O iya sekarang aku kalau sms cuman bayar 5000 rupiah (sms-an terus sepuasnya).
Buat yg pacaran juga bisa didaftarin tu ke Telkom supaya bisa pacaran di telpon 24 jam 30 hari terus menerus cuman mbayar 5 rebu rupiah.

Cakep deh flexi.
http://www.telkomflexi.com

Rabu, 09 Juli 2008

Akses Internet Makin Kenceng Makin Murah

Setelah bulan lalu saya merasakan makin mantapnya kecepatan speedy sampe 900-an kbps (konon beritanya up to 1 Mbps), sekarang saya ditawarin Telkom katanya Paket Spesial Plus.
  • Bayar 168 rb sudah termasuk modem 1 port
  • Biaya abonemen diskon 40% selama 6 bulan
  • Diskon abonemen teleponnya 100% selama 3 bulan

Tapi sayang sebagai pelanggan lama, saya nggak kebagian diskon abonemennya. Gimana nih Telkom !!!

Tapi nggak papa lah saya infokan ke Om dan sepupu untuk pasang speedy sekarang. Lumayan kalo mau ambil yg timebased (karena mereka jarang pake, tapi sekali pake download mlulu) sebulan kena 120 rb ...

Ya walaupun diskonnya 6 bln tapi ya lumayan lah nanti kalau misal nggak ada diskon lagi ya cabut aja tuh Om.

Mudah-mudahan speed-nya mantap lah, walau diskon mutunya juga ditingkatkan ya Om Rinaldi......

Selasa, 24 Juni 2008

speedy vs fastnet

Akses internet di Indonesia saat ini sudah mulai nampak keragamannya.
Ada yang menggunakan fixed line (untuk kantor dan rumahan) atau menggunakan wireless (untuk yg nge-net sambil jalan-jalan.

Speedy (produk Telkom) dan Fastnet (First media) merupakan produk layanan akses internet berbasis fixed line yang nampak sedang gencar ditawarkan ke pasar.

Apa saja sih kelebihan & kelemahan diantara keduanya, sehingga kita bisa memilih dengan tepat.

Speeedy (http://www.telkomspeedy.com) :
  • kecepatan 1 Mbps
  • modemnya murah (200 an ribu, bahkan sekarang lagi promo 168 ribu di Jakarta)
  • gampang dishare ke beberapa komputer (bisa melalui kabel = tinggal tambah hub, colok dan mainkan, atau menggunaan modem wireless ==> jadi hotspot)
  • punggawanya senior (Telkom)
  • macem-macem jenis (ada limited, ada unlimited)
  • tarif macem-macem (200 ribu s/d 750 ribu)
  • registrasi bisa telpon 147 atau datang ke kantor telkom terdekat atau web site http://www.layanantelkom.com
  • nyaman dipake nonton http://www.jakartacityview.com (memantau lalulintas jakarta)
  • kalau gangguan laporin aja ke 147

Fastnet :

  • macem-macem kecepatannya (384Kbps s/d 3Mbps)
  • modemnya masih mahalan dikit
  • susah dishare (ribet, ruwet, mumet)
  • punggawanya pemain baru
  • unlimited
  • tarif macem-macem sesuai dgn kecepatan yg diminta
  • registrasi bisa ke website nya fastnet
  • ada wilayah yg bagus kualitasnya, ada juga yg kacau
  • kalau gangguan agak lama datang teknisinnya

Perbandingan tersebut berdasarkan pengalaman pribadi dan info dari teman-teman sekeliling penulis.

Speedy makin kenceng aja

Wah hebat Speedy sekarang....
mudah-mudahan stabil kencen terus ya Om.

katanya sekarang up to 1Mbps, emang sih rata-rata aku dapat 890-an Kbps.

Mudah-mudahan seperti yang diiklankan Telkom ...'Speed that you can trust'
Nggak nyasar ke station kalau mau ke bandara.

Bravo Speedy !!
Bravo produk dalam negeri !!

Coba kalau kayak gini, t'rus layanannya ulimited, dan tarif tidak naik (200 rebu per bulan).

Muantap bener deh Telkom.